SENJA DI PANTAI GREWENG | Catatan Perjalanan
15 Apr 2019
Tulis Komentar
Sabtu , 26 November 2016
Senja di Pantai Greweng
Sang Senja |
Bahwa Pantai Greweng ini, salah satu destini yang wajib kalian kunjungi.
Ceritanya berawal dari keinginan teman kantor yang ingin menghabiskan waktu liburan bersama.
KARENA KETERPAKSAAN, AKU MENYESALINYA
Sempat menolak, karena aku pernah merasa ke pantai ini. Dan akhirnya menerimanya karena terpaksa. Dan karena keterpaksaan itu, aku menyesalinya.
Teman kantor, emang notabenya masih muda-muda yang suka dengan jalan-jalan. Bahasa populernya, Traveling. Ada satu orang yang membahas acara jalan bareng. Kemudian munculah ide untuk pergi ke pantai ini bareng-bareng. Lalu diiyakan oleh teman kantor yang lain. Dan akhirnya, muncul grup baru di WA yang memenuhi notifikasi.
Baca : Pendakian Gunung Prau - Dieng
10 orang teman sekantor. Sepakat pergi bersama ke pantai ini. Setelah koordinasi berbelit kayak birokrasi politik. hahahaha....
Dari sepuluh orang ini, hanya aku dan tirta yang tahu lokasi pantai Greweng. Dan akhirnya, kami juga yang harus mengalah untuk mengatur semuanya. Tapi lebih banyak Tirta nya seh. kwkkwkw...
Persiapan untuk kegiatan,
Persiapannya sangat baik lah menurutku. Karena di antara kami, ada satu orang yang sudah terbiasa melakukan kegiatan seperti ini dengan anggota yang tak sedikit pula, TIRTAyang cukup cerdas mengkoordinir temen-temen yang lain. aku saja hanya ikut anggota... hehehe
Dari segala perlengkapan, kegiatan yang bakal di lakukan di sana, bagian yang bertugas melakukan apa saja, sudah terjadwal dengan rapi. Jadi persiapan tidak terlalu membingungkan seperti yang biasa aku rasakan ketika berkegiatan. Aku tak bakat jadi pemimpin regu nih kayaknya. hahaha
Budyal Gaes,
Sabtu pagi, jam 9. Berkumpul di jalan Wonosari sebagai tempat Meeting Point kami. Pertimbangannya, karena teman kantor memang menyebar. Tempat tersebut kami rasa paling strategis.
Emm... jam karet nya masih aja melar. Jam 10 baru pada kumpul. Dan yang paling telat, adalah aku .. wkwkwkw..
Emm... jam karet nya masih aja melar. Jam 10 baru pada kumpul. Dan yang paling telat, adalah aku .. wkwkwkw..
Meeting Point. |
Dirasa sudah kumpul semua. Dengan mempertimbangkan waktu yang semakin siang. Kami berangkat. Budyal gaes...
Penunjuk jalan disini adalah aku dan tirta. Yang sama-sama sudah tahu lokasi pantai Greweng. Jadi, aku dan tirta saling mengkondisikan satu sama lain. Kadang dia depan, aku di belakang. Kadang di belakang, aku tinggal...:p
Baca : Jangan ajari burung terbang
Penunjuk jalan disini adalah aku dan tirta. Yang sama-sama sudah tahu lokasi pantai Greweng. Jadi, aku dan tirta saling mengkondisikan satu sama lain. Kadang dia depan, aku di belakang. Kadang di belakang, aku tinggal...:p
RUTE KOTA-KOTA
Photomaker : Pak Tir. |
Jalur yang kami pakai adalah jalur tengah kota. Dari Jalan wonosari, kami ikuti jalan sampai ke Alun-alun wonosari. Dari alun-alun masih terus menuju jalan Jogja Wonogiri.
Setahuku, hanya ada satu plang yang menunjuk ke pantai Siung. Dari plang tersebut belok kanan.
Jalan ini cukup memangkas waktu lebih banyak dari jalur biasanya yang aku pakai. Tak jauh beda dengan jalur biasanya.
Yang aku suka dari perjalanan ini adalah, ketika motor kami beriringan satu sama lain. Membentuk satu shaf panjang dan rapi.
Setahuku, hanya ada satu plang yang menunjuk ke pantai Siung. Dari plang tersebut belok kanan.
Jalan ini cukup memangkas waktu lebih banyak dari jalur biasanya yang aku pakai. Tak jauh beda dengan jalur biasanya.
Yang aku suka dari perjalanan ini adalah, ketika motor kami beriringan satu sama lain. Membentuk satu shaf panjang dan rapi.
Baca Juga : Daftar Peralatan Untuk Mendaki Gunung
Sampai nanti ketemu SPBU di kanan jalan, diikuti adanya plang menuju Pantai Siung setelah jembatan menurun, kami pun belok kanan. Jalan ini juga tak jauh berbeda dengan jalur arah pantai baron. Cuman memangkas waktu lebih sedikit saja.
Jalur pedesaan khas Gunung Kidul. Saat cuaca panas maupun hujan, tetap saja membaut ane rindu. Berkelok-kelok dengan kondisi jalan aspalnya yang halus, membuat ane pengen terus memutar gas ane lebih kencang.
JANGAN LUPA SARAPAN.
Maksi sik broo. |
Itu berlaku buat aku yang tidak terlalu kenal yang namanya sarapan. hahaha
Menu makan siangnya (yang aku rapel dengan sarapan) adalah Bakso dan Mie Ayam. Yaaa,, Karena memang cuman itu warung yang bisa kami temukan disekitar tempat kami mendinginkan mesin kendaraan.
Tak lebih dari sejam, kami menyantap makan sang kami. Pun kami melanjutkan perjalanan. Keburu sore. 30 menit kemudian, kami tiba di parkiran atas Pantai Sedehan. Dan masih ada waktu 1 jam perjalanan lagi untuk sampai ke Pantai Greweng.
BERCERAI-BERAI
Sesaat setelah sampai di parkiran atas Pantai Jungwok, kami berselisih pendapat soal memparkirkan kendaraan. Ada yang lebih memilih parkir dibawah karena lebih dekat dengan pantai. Satunya lebih memilih parkir diatas karena jalan menuju parkiran bawah memang rusak saat itu.
Aku rasa, parkir diatas maupun di bawah akan sama saja. Sama-sama masih jalan kaki lagi menuju pantai greweng. Aku gag mau ambil pusinglah. Tanpa pikir panjang, aku memilih memarkirkan motor di parkiran bawah. Karena barang bawaan ku banyak cuy.
Akhirnya, kelompok di bagi menjadi dua bagian. Yang berjalan dari parkiran atas, dan Yang dari parkiran bawah.
KOSONG MLOMPONG.
Semuanya sudah pada kumpul |
Kelompok ku adalah rombongan sampai duluan dari kelompok satunya. Aku enggak tahu apa yang membuat mereka lama di jalan. Tapi dari segi jarak. Kelompok ku memang lebih pendek jaraknya,
Dari yang camping pantai Greweng sendiri. Rombongan kamilah yang pertama masuk ke arena Pantai Greweng.
Karena kami datang jauh lebih awal. Jam 15:00 kami sudah dilokasi dengan area pantai masih kosong mlompong. Sisi postifnya, kami lebih leluasa memiilih tempat untuk mendirikan tenda.
20 menit kemudian.
kelompok lain sudah datang. Karena tenda yang bawa kelompoknya Tirta, kami nganggur selama 20 menit di pantai yang kosong mlompong. hahaha.
Setelah kelompok pembawa tenda sampai. Langsung kami bagi lagi kelompok, untuk membagi tugas kami masing-masing. Ada yang bertugas mendirikan tenda, menyiapkan kayu, mengambil logisti, bahkan ada yang bertugas menonton tanpa melakukan apa-apa.
Dari yang camping pantai Greweng sendiri. Rombongan kamilah yang pertama masuk ke arena Pantai Greweng.
Karena kami datang jauh lebih awal. Jam 15:00 kami sudah dilokasi dengan area pantai masih kosong mlompong. Sisi postifnya, kami lebih leluasa memiilih tempat untuk mendirikan tenda.
Baca juga : Pemandangan Golden Sunrise di Puncak Sikunir
20 menit kemudian.
kelompok lain sudah datang. Karena tenda yang bawa kelompoknya Tirta, kami nganggur selama 20 menit di pantai yang kosong mlompong. hahaha.
Setelah kelompok pembawa tenda sampai. Langsung kami bagi lagi kelompok, untuk membagi tugas kami masing-masing. Ada yang bertugas mendirikan tenda, menyiapkan kayu, mengambil logisti, bahkan ada yang bertugas menonton tanpa melakukan apa-apa.
. |
Tak lebih dari 15 menit, empat tenda sudah berdiri, dan acara selanjutnya adalah main air. hahaha...
SENJA DI PANTAI GREWENG
Suasana senja di pantai yang pertama kali ane rasakan selama ini. Deburan ombak yang bersahabat serta pasir pantai yang halus, membuat aku betah untuk berlama-lama main air sembari menikmati terbenammnya sang mentari.
Kala itu, pantai greweng serasa milik pribadi. Semakin sore, pengunjung semakin bertambah, mereka juga ingin menikmati senja, tapi tak ikut menikmati hempasan gelombang pasang dari samudra hindia. Bagai anak kecil yang menemukan mainan barunya. Kami benar-benar menikmatinya. Benar-benar hanya kami saat itu yang main air. Bahkan sampai matahari sudah benar-benar tenggelam, kami masih asyik dengan "mainan" baru kami.
Baca juga : Menikmati pemandangan kota magelang dari atas Perkebunan Teh Nglinggo
Barulah kami berhenti bermain setelah menyadari bahwa sekitar kami sudah mulai gelap.
apalah kami, hanya lah rombongan yang rempong. hahaha |
MAKIN MALAM, MAKIN RAMAI
Makan Malam |
Satu rombongan, kemudian menjadi dua rombongan, dan akhirnya banyak rombongan. Makin malam, makin ramai nih pantai. Sampai tengah malam pun, masih ada yang datang.
Kami adalah rombongan yang paling rempong menurutku. Kami seperti radio yang di isi oleh baterai baru. Ramai sendiri.
Baca Juga : Pelesir ke Kepualauan seribu - Pulai Tidung
Saat hujan mengguyur kami rame, saat makan yang ditemani anjing, yang semakin heboh ketika anjingnya ikut gabung makan malam, saat yang lain sudah tertidur dengan lelapnya. Rombongan kami tetap eksis ngeronda.
Barulah mendekati shubuh, sudah mulai hening. Kayak radio yang kehabisan baterai. Setelah itulah, ketenangan baru bisa dirasakan oleh pengunjung lainnya.
Bebakaran cuy. |
MENYAMBUT PAGI,
Goodmorning |
Pagi nya Pantai Greweng, ternyata tidak kalah asyiknya dari senja. Meskipun banyak pengunjungnya, tapi aku masih bisa merasakan keheningan diantar suara ombak yang terhempas ke pasir.
Anginnya pun juga tak kalah segarnya. Sejuk ku rasakan. Dan tak lupa ku bawa nesting ke bibir pantai, untuk melakukan ritual pagi. Ngopi.
Menyambut pagi. |
SAMPAI KETEMU LAGI GREWENG
Jam 9, kami sudah mulai berkemas untuk balik ke Jogja. Tak lupa kami membersihkan tempat kami dirikan tenda sebelum kami beranjak dari tempat yang menyuguhkan pemandangan saat senja yang begitu menawan. Senja di Pantai Greweng.
Aku menyesali tidak memperhatikan mu sejak lama. Tapi tak mengapa, menyesal yang tak berarti. Yang penting aku sudah pernah kesini. Menikmati senjamu dan juga pagi mu. Semoga aku bisa kesini lagi, bersama istriku. ^_^
Baca juga : Reunian jilid dua di Pantai Srau - Pacitan
Aku menyesali tidak memperhatikan mu sejak lama. Tapi tak mengapa, menyesal yang tak berarti. Yang penting aku sudah pernah kesini. Menikmati senjamu dan juga pagi mu. Semoga aku bisa kesini lagi, bersama istriku. ^_^
=< SELESAI >=
Dokumentasi lainnya :
Belum ada Komentar untuk "SENJA DI PANTAI GREWENG | Catatan Perjalanan"
Posting Komentar