PUNTHUK MONGKRONG | Mengejar Matahari Terbit

15 April 2017

PUNTHUK MONGKRONG

Giritengah - Borobudur - Magelang

Gardu Pandang


PUNTHUK MONGKRONG - Adalah salah satu tempat wisata alam yang belum lama ini buka. Menurut info yang aku dapat, tempat ini belum genap setahun saat pertama kali dibuka.

Meskipun tak sepopuler tetangga jauhnya, yaitu Punthuk Setumbu. Di lokasi ini pun, sudah bisa menikmati indahnya pemandangan matahari terbit. Kalau bahasa gaulnya seeh... Sunrise mungkin... hhee.

Cukup dengan membayar  Rp.10.000,- untuk retribusi dan Rp.3.000,- untuk parkir, Kalian sudah bisa menikmati indahnya mentari pagi yang dengan malu-malunya mulai mengintip dari balik gunung Merapi dan Merbabu.

UDAH KEBURU SENENG, TERNYATA SALAH JALAN.

Rute dari Jogja - Punthuk Mongkrong

Dilema antara percaya gugel atau percaya sama feeling.

Ada cerita yang menurut konyol disini. Karena ini adalah pengalaman pertama ku ke Punthuk Mongkrong, jadi semua nya masih baru bagiku. Seperti lokasinya dimana, jalurnya seperti apa, aksesnya gimana. Semuanya baru bisa aku rasakan kesannya saat sudah tiba disana.

Jadi ceritanya gini,,,

Rute perjalanan yang aku pakai, dari Jogja menuju Punthuk Mongkrong, Pyur memakai jasa gogel-mep. Nggak sempet tanya sana sini karena emang aku kesana juga sangat mendadak. Jadi pyur percaya sama mbah gogelnya. 

Perjalanan dari Jogja menuju desa tempat Lokasi yang aku tuju ini berada, nggak ada halangan suatu apapun. Sampai suatu ketika, aku mendapati ada persimpangan yang menurut mbah gogelnya sih tinggal beberapa menit lagi.

Disini aku mulai dilema. Apakah harus memilih jalan yang ditunjukan oleh mbah gogel, atau memilih jalan menurut feeling yang tiba aja datang.


Waktu sampai dipersimpangan yang udah dekeeeeeet banget sampai puncak, aku pilih ambil jalur kanan yang (katanya mba Google) lebih cepet.

Yaaa... terlepas gimana kondisi jalannya entar... urusan belakangan lah, yang penting nyampe dulu. Pikirku...

Udah keburu seneng nih, karena udah sampai di Tempat yang ada Plang "PARKIR". Kebetulan pas disamping Mushola.

Karena pas dengan Iqomah Shubuh, jadi aku sempetin buat menunaikan kewajibanku.

Selesai sholat shubuh, dan tanya-tanya dikit sama jamaah sholat shubuh yang tak seberapa banyaknya itu. Hanya bapak-bapak yang sudah sepuh (Lanjut Usia), aku dikasih tahu kalau lokasi nya tinggal 15 menit lagi.

Pas lihat jam tangan. "Ah.. cukuplah. Masih dapet sunrisenya" Waktu itu, masih jam 04:50an lah. Beres-beres, ambil headlamp kemudian berangkat deh.

Pertama melewati jalan makadam an. Awalnya nggak ngerasa aneh nih, pas waktu ketemu rumah terakhir. Loh! ... kok jalannya kagak ada.

Jadi, jalannya tadi tuh, kayak bukan jalan jalur pendakian ke puncak. Aku balik lagi siapa tahu ada yang kelewat. Pas udah balik dan udah aku pastikan, tetep aja gag aku temuin jalannya.

Lalu aku balik lagi melewati jalan tadi. Nekat nih ceritanya, ada jalan keatas, masuk ke kebun bambu. Pas udah masuk kok jalannya aneh, tambah serem.

Bayangin deh... Udah sendiri, masih gelap, didalam kebun bambu, Tali sendalku putus pula.... 😰 Horor nggak tuh... hahaah

Waah,,, beneran, bikin bulu roma ku berdiri.

Aku pun balik lagi ke mushola, niatnya buat tanya jalan menuju kebenaran. hahahaha....

Eh... pas baru turun bentar, (semacam insting mungkin kali ya) tiba-tiba aja aku nengok ke samping jalan. Ada kayak jalan setapak, tapi tertutup semak-semak. Jadi pantes jika tadi aku lewati.

Akupun mulai panik. Bukan panik karena ketakutan karena ada yang "nemenin", tapi panik karena ketinggalan Sunrise. Dibalik pepohonan di lembahan seorang diri, langit sudah mulai tampak terang.

Bodo amat lah, waktu itu aku cuman kebawa nekat aja ambil jalan itu. Semakin lama aku perhatikan memang ada beberapa batang tanaman patah yang seperti habis di lewati (seperti teknik tim SAR mencari korban hilang digunung). Itu yang menyakinkan ku bahwa jalan itu benar. Teruuuuus aku telusuri sampai ketemu perkebuban, ladang, sungai, dan akhirnya ketemu rumah penduduk.

Beruntung ada warga yang sudah bangun. Dan setelah aku tanya, aku ditunjukin jalan menuju punthuk mongkrong. Dan Sumpret.... ternyata ada jalan beraspal menuju ke parkiran di atas.  ðŸ˜‚


TAK ADA YANG KEBETULAN DIDUNIA INI.

hahaha,,, konyol juga seeh sebenere kalo aku ingat kejadian waktu itu. 😂 . Tapi yang bikin aku menerima kejadian waktu itu adalah, aku mempercayai sesuatu bahwa di dunia ini, nggak ada yang namanya kebetulan. 

Salah satunya ya ini, bisa aku gunakan sebagai bahan blog. hehehe

Pas melewati jalan beraspal untuk menuju lokasi, aku ngedumel sendiri, tapi juga ketawa-ketawa sendiri. "ini baru traveling yang dikatakan Mas Nicho" wkkkwkwkw... tapi emang bener juga seeh... ada hal yang tak terduga saat melakukan traveling. Dan kayaknya, aku baru merasakannya.

Gerbang pintu masuk.

AKSES JALAN

Aku rasa nya sangat mudah dan enak. Karena jalan juga sudah beraspal. Meskipun menanjak tapi cukup lebar, dan tidak membahayakan.

Butuh waktu hampir sejam buatku untuk sampai gerbang pintu masuk untuk menuju puncak Punthuk Mongkrong.

Yaa... itu sudah termasuk salah jalan tadi seeh ya.

Dari pintu gerbang ini. Hanya menemui satu belokan , kemudian akan disambut dengan parkiran serta loket pemeriksaan.

Parkirannya sendiri, cukup luas. BIsa memuat lebih dari 20 kendaraan bermotor.

Namun sayangnya, tak ada fasilitas parkiran untuk mobil.

Jikapun sedikit memaksa, ada bebarapa lahan yang mungkin hanya bisa digunakan untuk parkir mobil. Yang berada sebelum gerbang pintu masuk ini. Namun ... mungkin hanya muat untuk dua mobil saja. 

SEPI, TAPI ASYIK

Sepi tapi asyik. Itu yang aku rasakan waktu itu. Sepi, karena belum populer, asyik bisa menyendiri di tempat adem.

Pas di parkiran, aku hanya melihat ada dua kendaraan bermotor yang terparkirkan disitu. COCOK. Karena dari awal niatku memang mencari tempat yang tak terlalu ramai, pengen menyendiri. (dan terkabulkan tooh, tersesat dalam kesendirian.... wkwkwkwk)

Kemudian aku bergegas menuju puncak. Karena dari ufuk timur, cahaya matahari sudah mulai tampak.

Butuh waktu 15 menit buatku untuk sampai gardu pandangnya. Dan aku masih belum ketinggalan untuk mendokumentasikan detik-detik matahari terbit.

Merekam sunrise, sembari menikmati suasana pagi.
Bongkar kulkas, ambil kamera ku, kemudian cari spot yang bagus, lalu aku atur untuk mode seperti aku inginkan.

Sembari kameraku melakukan tugas nya merekam matahari terbit. Akupun juga tak mau ketinggalan dengan menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.

Dan hal seperti ini, belum pernah aku lakukan seumur hidupku. Maksudku, dalam waktu yang cukup lama. 

Aku duduk dengan tenang, tak peduli dengan angin lembah yang masih terasa dingin.

Dan saat aku menikmati suasana itu, ternyata ada yang memfotoku dari spot yang lain.

Saat itu, kami belum saling mengenal karena sesampainya aku dilokasi, meskipun aku menyadari ada orang lain disitu, aku langsung mencari lokasi untuk mengambil gambar. Barulah kami saling mengenal saat matahari sudah benar-benar terbit.

Hanya ada kami waktu itu. Aku, dan empat lainnya dari Semarang. Kemudian tak lama setelah itu, ada rombongan lain dari Magelang dua orang.

Dan sampai dengan aku meninggalkan tempat itu jam setengah 8 pagi, sebagai orang terakhir, tak ada orang lain yang berpapasan dengan ku.


PENGEN BALIK LAGI

Morning Sunrise.
Pertama, aku belum puas saat membuat video disitu. Hanya karena kondisi bateraiku yang cenderung boros. Akhirnya aku hanya membuat video sekedarnya saja. 

Moment nya sangat pas sebenarnya. Dalam kondisi sepi, sebenarnya aku bisa membuat video lebih leluasa. Yapz.. lain kali aku pastikan, bahwa aku benar-benar sudah mempersiapkannya.

Termasuk dengan aksesorisnya.

Kedua, karena memang pemandangannya yang luar biasa.

Dengan akses jalan yang begitu mudahnya, yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tak perlu susah mendaki gunung yang tinggi hanya sekedar untuk menikmati terbitnya matahari.

Pemandangan indah saat sebelum matahari terbit, saat detik-detik matahari terbit, sampai saat matahari sudah mulai meninggipun, pemandangan masih sangat luar biasa.

DEMI KENYAMANAN, PERLU PERSIAPAN

Meskipun aku sudah sering berpergian, masih saja aku melupakan sesuatu. Yaitu persiapan.

Salah satu persiapan yang aku abaikan adalah tentang persiapan peralatan.

Aku menyadari sebenarnya. Dengan kondisi baterai yang cenderung boros, maka untuk mengambil moment berupa video bakal terhambat. Dan benar saja... akhirnya pun aku menyesalinya.

Kedua, adalah persiapan motor ku. Dengan kondisi full bahan bakar, sayangnya ada yang membuat ku benar-benar tak bisa menikmati waktu diatas secara maksimal. Yaitu kondisi oli samping motorku yang kritis sesaat setelah aku memasuki wilayah yang tak jauh dari Punthuk Mongkrong ini. 

Sepanjang waktu, aku memikirkan "masih cukup nggak ya pada bengkel selanjutnya" dan berbagai uneg-uneg lainnya yang membayangiku yang seharusnya bisa aku pakai benar-benar menikmati suasana sepi itu.

Ah... sudahlah....  pengalaman memang mahal harganya.




BERBAGI PENGALAMAN.

- Demi kenyaman, aku saranin buat ngecek kondisi kendaraanmu. Agar waktumu yang seharusnya kamu bisa nikmati untuk liburanmu, tak kamu gunakan untuk memikirikan kondisi motor mu yang bermasalah.
- Selalu isi baterai kamera mu semaksimal mungkin. Tambahkan baterai cadangan, serta aksesoris lainnya.
- Hari sabtu, cenderung sepi. Jika kalian yang ingin menyendiri, setidaknya tempat yang tak terlalu ramai. Aku rasa tempat ini sangat cocok.
- Buat gaya sekonyol mungkin. Mumpung sepi. heheh



<= SELESAI  =>







anbusenja Seorang karyawan yang menyukai kegiatan menulis dengan tulisan garing.

Belum ada Komentar untuk "PUNTHUK MONGKRONG | Mengejar Matahari Terbit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel