MUSIM KEMARAU MENDAKI GUNUNG

Mendaki Gunung di musim hujan maupun musim kemarua sebenarnya memiliki kekurangan sertya kelebihan masing-masing kok.

Admin Anbusenja sendiri, sama - sama pernah mendaki pada musim - musim tersebut. Musim Hujan dan Musim Kemarau.

Bagi Admin Anbusenja, lebih menyukai mendaki musim penghujan. Karena Admin memang menyukai hujan. Hehehe. Simple sekali ya ternyata alasannya.

Tapi nih, Admin Anbusenja juga pernha mendaki di musim kemarau. Memang view yang akan di dapat memang jauh lebih menjanjikan, tapi ada perasaan yang terus mengganjal.

Ada perasaan yang tidak tenang. Apalagi jika harus membawa orang-orang yang masih minim pengalaman saat mendaki gunung pada musim kemarau.



MENDAKI GUNUNG PADA MUSIM KEMARAU


1. Suhu Yang Lebih Dingin

MUSIM KEMARAU MENDAKI GUNUNG
Suhu dingin di Kawasan Dieng | Sumber : republika.co.id
Mendaki Gunung di musim kemarau, berpotensi besar merasakan suhu yang jauh lebih dingin, dibanding mendaki gunung di musim hujan.

Apalagi jika langit sedang cerah-cerahnya. Pendaki pemula akan senang - senang saja karena akan mendapatkan view yang akan diinginkan. Tapi sayangnya, hal tersebut tidak terjadi pada pendaki lama. Mayoritas lho ya.

Seperti admin anbusenja ketika diminta mengantar teman untuk mendaki gunung ketika langit sedang cerah - cerahnya. Walaupun sebenarnya prinsip saat menghadapi suhu dingin yang bisa diterapkan juga sih.

Pengalaman Anbusenja 

Jujur. Banyak banget pengalaman mendaki gunung saat musim kemaraui. DInginnya, ampun dah. Sampai jaket pun beberapa kali tidak cukup kuat menahan suhu dinginnya yang sukses membuat tubuh menggigil.

Berpotensi mendapat view terbaik

Memang, akan potensi mendapatkan view langit biru lebih besar, tapi ada perasaan takut ketika hal-hal terjadi yang berhubungan dengan suhu dingin.

Ini seringkali admin anbusenja alami.

Hal tersebut, disebabkan karena tidaka da upa air yang menahan panas. Sehingga suhu bisa turun sangat drastis.

Jika tidak benar-benar terpaksa dan juga menyiapkan segala persiapan dengan penuh perhitungan, Admin Anbusenja memilih berdiam dirumah saja. 

Hahahaa.

Saran 

Jadi. Saran saja sih bagi kamu yang tujuan mendaki gunung di musim kemarau adalah mencari dan mendapat view pemandangan yang bagus. Tambahkan checklist kamu jaket tambahan, bleket, dan penghangat lainnya. Seperti jahe dan juga susu.

Karena itu akan cukup membantu tubuh kamu, menahan dinginnya gunung saat musim kemarau.

2. Rawan Kebakaran Gunung

MUSIM KEMARAU MENDAKI GUNUNG | Kenali Ancaman Ini
Kebakaran Gunung Arjuno | Sumber : genpi.co
Ketika musim hujan, semua tumbuhan baik di bawah maupun diatas gunung akan tampak hijau dan terlihat menyegarkan.

Namun, saat musim kemarau datang. Yang hijau akan tampak coklat karena mengering, dan yang sebelumnya terlihat segar akan menjadi tampak gersang.

Ini juga terjadi di atas gunung sana.

Dengan intensitas air yang mulai berkurang, maka potensi terjadi nya kebakaran hutan akan bertambah.

Penyebab Kebakaran


Terjadi nya kebakaran digunung, biasanya diakibat oleh dua hal, yakni:
  • Alam,
  • Biasanya disebabkan oleh pohon yang tumbang dan terjadinya gesekan dengan pohon lainnya.
Apalagi jika daun dan juga ranting disekitarnya mengering. Ditambah angin gunung yang selalu berhembus. Maka bukan tidak mungkin hal tersebut bisa terjadi.

Pohon pinus, adalah pohon yang sangat mudah terbekar ketika terjadi gesekan antara pohonhmemang lebih sedikit potensinya diakibatkan oleh manusia. Biasanya karena gesekan antar pohon yang tumbang.
  • Pendaki.
  • Biasanya pendaki yang ngeyel membuat api unggun. Dan yang lebih buruk lagi, membuat puntung rokok secara sembarang.
Memang sih, sulit membedakan antara pendaki gobl*g sama pendaki ceroboh. toh, keduanya sama-sama merugikan kan.

Baik merugikan satwa liar, merugikan ekosistem di gunung dan merugikan dirinya sendiri yang secara kebetulan masih diatas sana. Semoga itu adalah karma sih.

Saran

Dari membuat perapian dengan tujuan menghangatkan tubuh. Ada baiknya dari awal sebelum melakukan pendakian, melengkapi peralatan mendakinya. 

Misalkan menyiapkan jaket cadangan, mengecek kelayakan tenda, membawa madu, jahe dan minuman penghangat lainnya dan yang lebih penting selalu memantau kabar dari gunung yang akan dituju.

Atau bagi kamu yang merokok. Bijaklah disana. Harga dirimu sendiri, hargailah orang disekitar yang tidak sudak dengan asap rokok, dan hargailam alam dengan tidak membuat putung rokok secara sembarangan.

3. Kehabisan Bekal Air

Air ketika melakukan pendakian gunung, merupakan daftar logistik yang paling sentral. Baik untuk masak maupun untuk konsumsi.

Ketika musim hujan. Ancaman kehabisan air akan berkurang karena bisa menggunakan air hujan langsung di konsumsi maupu untuk memasak.

Tapi, kondisi tersebut akan jauh beda ketika memasuki musim kemarau. Air pun akan sulit untuk didapatkan di sumber yang beberapa gunung yang memang memiliki sumber mata air di atas.

Pengalaman Anbusenja

  • Ketika pendakian Gunung Sumbing (2016)
  • Ketika pendakian Gunung Merbabu (2019)
Yang di Gunung sumbing, nyaris kehabisan air untuk perjalanan turun. Untung saja saat itu musim hujan. Jadi kami bisa memanfaatkann airnya meskipun rasanya sangat tidak enak. Terlalu Tawar

Sedangkan ketika di Gunung Merbabu, karena admin anbusenja terlalu mempercayai rekan pada saat itu. Mengaku membawa air, tapi untuk kebutuhan pribadi. Kan jadi kesel. Wkwkwkw

Saran

Sebelum mendaki gunung. Siapkan dan matang rencana penggunaan bekal air ini. Siapkan yang khusus untuk memasak. Dan siapkan pula yang khusus untuk konsumsi.

Sampaikan pula kepada seluruh tim untuk bisa memanajemen kebutuhan airnya masing-masing.

Jikapun sudah mendaki, dan ternyata tidak sesuai yang diperkirakan. Biasanya kamu akan menemui pendaki-pendaki yang ceroboh akan penggunaan airnya.

Solidaritas boleh, tapi yang perlu kamu ingat bahwa ketika stok air mulai menipis dan kamu tetap membagikan bekal air kamu kepada orang, maka bersiaplah untuk menerima resiko yang paling buruk.

Jadi, jika kamu menemukan kondisi seperti itu. PELITLAH!

4. Gunung Yang Berdebu

MUSIM KEMARAU MENDAKI GUNUNG | Kenali Ancaman Ini
Badai Debu di Gunung Prau | Sumber : anbusenja.com

Biasanya, disebabkan oleh debu-debu yang dihasilkan oleh pendaki-pendaki tol*l yang berjalan seenak jidatnya sehingga membuat debu berhamburan.

Dan yang paling go*blog lagi adalah pendaki yang sengaja lari ketika turun. Tentunya debu akan berterbangan secara random dan debu yang dihasilkan akan lebih berhamburan lagi.

Ingin rasanya berdoa biar jatuh tersungkut. Namun hati ini masih ada perasaan kasihan sih.

Pengalaman Anbusenja

Ketika mendaki Gunung Prau di Wonosobo. Pas dimusim kemarau juga.

Sekalipun sudah memakai buff ternyata sama sekali tidak ada pengaruhnya. Ketika buff yang admin anbusenja pakai selama perjalanan turun dan kemudian dibuka, debu yang telah menggumpal banyak dimulut, hidup dan juga telinga. Saking parahnya waktu itu.

Saran

Siapkan masker lebih dari satu. Dan basahi masker tersebut dengan sedikit air agar bisa menahan debu-debu masuk.

Apalagi jika kamu yang memiliki sejarah penyakit pernafasan. Maka hal tersebut sudah menjadi kewajiban mutlak.

Dan jangan kamu ikut-ikut menciptakan debu-debu itu bertebaran. INGAT!, ada pendaki lain di belakang dan sekitar kamu. Bisa saja mereka merasakan hal yang sama dengan kamu.

5. Menemui Banyak Sampah

Sampah yang di akibatkan oleh membludaknya para pendaki.

Pada musim kemarau, karena tergoda dengan view yang bakal didapatnya membuat sebagai pendaki pemula, melupakan ancaman-ancaman diatas.

Dengan bertambahnya jumlah pendaki gunung, yang mendaki gunung di musim kemarau dengan alasan untuk mendapat view terbaiknya, maka sudah dipastikan bahwa sampah akan menjadi pemandangan yang bisa kamu temui disepanjang jalan.

Musim hujan pun sebenarnya tetap ada. Hanya saja, ketika musim kemarau datang, yang diikuti kuantitas pendaki maka sampah akan menjadi ancaman yang serius.

Apalagi gunung yang masih belum ketat akan peraturan tentang sampah.

Biasanya yang paling banyak diserbu adalah gunung populer dan terkenal dengan pemandangannya. Seperti gunung merbabu, gunung prau, gunung andong, gunung lawu, dll

***
Sumber Referensi :
  • IG : @pergimuncak
  • Pengalaman Anbusenja
anbusenja Seorang karyawan yang menyukai kegiatan menulis dengan tulisan garing.

Belum ada Komentar untuk "MUSIM KEMARAU MENDAKI GUNUNG"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel