Rasa Patah Hati | Diari Anbusenja

Rasa Patah Hati
sumber dreamstime.com

Rasa Patah Hati

(21 September 2019 - Sabtu)
Iyey. Sepertinya hari ini aku merasakan perasaan seperti waktu patah hati dengan seseorang. 😁 Sudah seperti komposisi kehidupan saja lah pokoknya.

Bangun tidur, badan serasa lebih berantakan dari biasanya. Apalagi suasana hati yang lebih tidak karuan dari biasanya.



Sesaat setelah bangun, merasakan badan yang luar-biasa tidak enak, dan sepertinya aku termenung cukup lama. 😗 Dan tanpa aku sadari pipi serasa basah saja rasanya.  Yeeek... ternyata, brebes eluh nang pipi jebule. 😂

Pagi-pagi rasa patah hati muncul begitu saja. Tak pernah terbayangkan jika rasa patah hati ini aku rasakan kembali.

Aku pikir setelah menikah, tidak lagi merasakan rasa patah hati seperti ini. Ternyata, hidup ini penuh dengan kejutan euy

Ceritanya Sih,

Rasa Patah Hati
Ilustrasi Gambar : jacquewatkins.com

Jum'at (21/9), mendapat kabar jika OB di kantor yang aku koordinatori memutuskan resign. Tidak mengejutkan sih sebenarnya, karena sebelum ini beliau memang beberapa kali menyingung keinginan untuk resign. Tapi aku selalu mengabaikannya.

Kabar ini memang sangat mendadak sekali. Mengingat kabar ini aku dapat ketika aku makan siang dengan atasanku. Kabar ini aku dapat dari atasanku tersebut, dimana beliau sendiri juga mendapat kabar dari atasannya. Hahaha

Singkat cerita, keinginan untuk resign telah melewati dua orang atasan sekaligus, yakni aku dan atasannku.

Sakit kan kalau merasa tidak dihargai seperti itu. 😎

Tapi, rasa patah hati yang aku rasakan ini bukan gegara itu. Karena hal lain, meskipun masih ada hubungannya. Hahaha.

Karma is Real

Rasa Patah Hati
Ilustrasi Gambar : teepublic.com
Bila digantung oleh seseorang yang kamu suka, akan banyak yang sepandapat bila hal tersebut adalah suatu yang tidak mengenak dan kurang nyaman. Sebagian kecil mungkin malah berpendapat, menyakitkan.

Hahaha.

Tapi, yang aku rasakan saat ini bukan karena digantung oleh perasaan yang aku suka. Karena seseorang yang aku suka saat ini, sudah menjadi bagian dari hidupku yang saat ini tengah mengandung buah cinta kami yang aku ulas disini. Etdah... Malah curcol kiih.

Kembali ke topik.

Setelah OB yang aku kepalai (Red. Koordinator) memutuskan untuk resign, aku sempat berfikir jika mungkin suasana hati ku akan menjadi lebih baik karena tidak ada perlu lagi membuatku berfikir terlalu dalam agar semuanya bisa berjalan sebagaimana semestinya.

Hehehe. Ternyata malah sebaliknya. Suasana hatiku menjadi tidak karuan, pikiran buyar dan semakin membuat ku tidak mempercayai siapapun. Hahaha.

Ialah keputusan atasanku untuk memutuskan agar OB yang berkeinginan untuk resign tetap menjadi bagian dari kantor.

Saya menghormati keputusan beliau kok.

Mungkin ini merupakan karma, dimana aku sendiri pernah melakukan hal yang sama terhadap seorang teman dalam satu angkatan dalam suatu organinasi 13 tahun yang lalu. Yakni pada tahun 2006.

Karma is Real ya. 😎

Digantung Kembali

Rasa Patah Hati
Ilustrasi Gambar : footfiles.com

Aku digantung, secara struktural. Dimana hal ini pernah terjadi kepadaku sebelumnya.

Sudah bukan hal yang baru sih buatku. Rasa - rasanya sudah seperti bagian dalam keberadaanku pada tempatku bekerja saat ini.

Pernah aku berfikir seperti ini. Seburuk itu kah mereka memandang keberadaanku, sampai harus dilempar kesana kemari. Dan anehnya, kenapa aku diam begitu saja. 😂

Ya itulah yang namanya cinta. Kecintaanku terhadap kantor yang telah memberikan banyak cerita. 😋

Jadi, kali ini sepertinya aku akan kembali tergantung- lagi.

Menjadi bagian kepala, bukan. Menjadi bagian perut, sepertinya tidak. Menjadi bagian ekor, ach apalagi. Rasanya aku seperti sedang memandang bagian-bagian tersebut tanpa bisa melakukan apapun. 😂

Keputusan atasanku untuk mempertahankan OB, memang tidak bisa disalahkan. Itulah adalah kebijakan beliau. Dan aku bisa menghormati keputusan beliau.

Tapi ada satu hal yang membuatku tidak suka akan keputusan itu.

Yakni tetap melakukan aktifitasku sebagai koordinator kebersihan tanpa ada bawahan yang bisa aku perintah untuk melaksanakan aktifitas kebersihan.

Dalam hal ini, aku harus menyampaikan segala temuan terkait kerapian dan kebersihan kepada atasanku. Kemudian atasanku akan menyampaikannya ke OB untuk mengerjakan.

Dengan pola perintah tersebut, sudah seperti segetika tanpa garis horisontal. Berdekatan tapi tidak bersatu.

Tentunya, pertimbangan ini ada yang mendasari.

Alasan Resign


Rasa Patah Hati
Sumbr Ilustrasi : blog.talenta.co 

Jumat - tanggal 20 sept. Aku yang hanya dikabari melalui lisan. Tidak ada pesan yang bisa aku baca, yang bisa aku serap dengan metode pemahaman yang aku miliki.

Namun, dengan sekilas info yang disampaikan pun aku bisa menarik kesimpulan sendiri.

Yakni dengan adanya konflik batin yang memang sudah tercipta sudah lama sekali antara aku dengan OB tersebut. Jadi tidak mengherankan jika hal tersebut mendasari beliau untuk memilih resign.

😊 Tidak ada pembenaran yang bisa aku berikan dalam hal ini. Karena bagaimanapun juga, beliau memiliki hak untuk memberikan pendapatnya. Termasuk pendapat beliau dengan sikap saya ketika memberikan instruksi kepada beliau selama bekerja.

Banyak pembenaran yang bisa aku lakukan untuk menepis semua tuduhan yang disampaikan oleh OB sebenarnya, Pun juga, banyak karyawan yang cenderung membelaku dari 'balik layar' dengan membenarkan tindakanku atas dasar pengamatan mereka sendiri tentang tindak-tanduk OB selama ini.

Itu merupakan aib sih ya. Jadi aku tidak berniat menceritakannya disini. Hehehe.

Curhatan Lain

Sebelum aku menjadi kepala bagian kebersihan. Aku terkatung katung tanpa kejelasan pekerjaan. Hanya satu jobdesk yang bisa akui sebagai rutinitas pekerjaan. Dan itu, terkesan menggelikan mengingat 8 tahun mengabdi pada saat itu.

Sampai akhirnya aku meminta posisi koordinator kebersihan, tanpa sekalipun menyinggung gaji tambahan.

Pada saat itu, memang sudah ada konflik. Tapi, karena keinginanku lain yang lebih kuat, aku  cenderung mengabaikannya.

Walaupun sebenarnya, aku menyadari lewat feeling yang terus menerus membisiki ku bahwa hal semacam ini, cepat atau lambat akan terjadi. 

Pun, bukan tanpa alasan ku menginginkan posisi tersebut. Yakni kesadaran ku terhadap kebersihan yang aku menyakini bahwa tidak ada karyawan lain yang lebih besar kesadarannya akan kebersihan kantor selain aku.

Selain itu, OB yang saat itu tidak ada yang memantau, terkesan seenaknya dalam menjaga kebersihan dan kerapian kantor yang tampak dari kacamataku bahwa kebersihan dan kerapian kantor dikerjakan secara asal-asalan dan tidak maksimal.

Kedengarannya belagu dan sombong memang. Tapi kenyataannya seperti itu.

Dengan dasar itulah, aku terus mendesak atasanku (sebelum ini) dan juga pimpinan kantor yang kala itu tidak serta merta diberikan. Sampai   akhirnya diberikanlah posisi tersebut.

Senang sekali rasanya.

Bukan karena akhirnya aku mempunyai bawahan. Tapi karena ranah dan wewenang ku dalam hal kebersihan dan kerapian kantor yang selalu membuatku lebih hidup lagi. 

Hahaha 😂

Dan sekarang kandas lagi.

Menghormati Keputusan

Sebagai karyawan yang baik dan beretika, tentunya aku akan berusaha menerima keputusan tersebut. Meskipun akan tercipta konflik batin lainnya

Sebagai lak-laki yang cerdas, tidak sepantasnya utnuk terus meratapi nasib yang seolah tidak adil ini.

Dan sebagai calon seorang ayah yang bijak, aku akan berusaha bertahan lebih lama lagi. 😊

***

Rasa Patah Hati ini, sungguhlah nikmat Ya Allah. Terima kasih atas nikmat yang telah Engkau berikan ini.

Baca Diari Anbusenja Lainnya :
anbusenja Seorang karyawan yang menyukai kegiatan menulis dengan tulisan garing.

Belum ada Komentar untuk "Rasa Patah Hati | Diari Anbusenja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel