Nikmatnya Keringat Sendiri - Ketika Lapar Melanda dan uang untuk beli makanpun tak ada.


DIARI ANBUSENJA - Hari ini Rabu (16/10), aku merasakan nikmat yang dalam ingatanku belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Jikapun memang pernah dalam situasi yang sama, mungkin kali sedang merasakan rasanya berada dilevel paling yang paling rendah. Nikmatnya Keringat Sendiri

Nikmatnya Keringat Sendiri
[Bakul Rosok Terfavorite] | Doc. Anbusenja

NIKMATNYA KERINGAT SENDIRI | Ketika lapar melanda, dan uang untuk beli makanpun tak ada.




Pernah Punya Impian

Ilustrasi Impian [Doc. suarapapua.com
Empat bulan terakhir, aku dan istriku mulai mengalami kendala dari sisi finansial. Semenjak istriku memutuskan untuk berhenti bekerja. Alasannya seperti yang aku ceritakan [disini]

Dia merasa bersalah dengan keputusan nya untuk berhenti bekerja. Padahal nih ya, jikapun ia memutuskan untuk tetap bertahan, pun akhirnya aku sendiri yang memintanya untuk Resign. Hahaha

Karena sudah semestinya, seorang istri mematuhi perintah suaminya, selama itu masih dalam ranah wajar dan tidak menjerumus kepada kesesatan. [Keistimewaan Seorang Wanita]

Tentu dengan pertimbangan, aku mengharapkan istriku tetap fokus kepada yang lain, dan beban finansial, aku dulu yang menanggungnya sendiri.

Justru, aku menganggap ini merupakan bagian dari ujian bagi KAMI dalam kehidupan berumah-tangga. Dan jujur, aku sangat bersyukur dan menikmati proses ini. 😁

Kami masing-masing mempunyai mimpi dan tujuan, dan berkeinginan untuk menggapainya bersama. Lantas kami merencanakan ini dan itu. Dan kami mengawalinya tanpa ragu.

Lalu, karena suatu hal, kami memutuskan untuk menunda mimpi kami tersebut, dan tetap melanjutkan dan menyelesaikan mimpi yang sudah terlanjur kami mulai.

Tak Punya Untuk Beli Makan

Alhasil, semenjak istriku memutuskan berhenti bekerja, pun akhirnya segela kebutuhan kami hanya bersumber dari gaji bulananku.

Jika untuk para bujang nih ya, nominal gajiku sekarang sudah lebih dari cukup lah. Tapi sayangnya, aku sudah menjadi alumni bujang e. 😎

Selain memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan istri dikampung halaman alias nafkah istri. Dan ada kebutuhan lain yang perlu aku selesaikan juga di Jogja.

Kami pernah sempat berdebat lho, soal nafkah ini. 😂 Bukan karena kurang, tapi karena kebutuhan yang harus aku penuhi di Jogja dan  istriku bersikeras menolak untuk  dikirimi setiap bulannya. Tapi karena aku yang lebih berkeras-kepala, istriku mau tidak mau harus menerima keputusanku. 😂

Alih-alih menyesal dengan keputusanku tersebut, yang ada aku malah merasa sangat senang dan puas. Masih mampu menjadi lelaki yang bertanggung jawab. Meskipun akhirnya membuatku untuk bertahan sampai dengan gajian berikutnya. 😁

Seperti yang sudah banyak dijumpai di banyak media sosialnya yang mengatakan: "Menikahlah, maka rezekimu akan ditambah". Dan aku bisa merasakan langsung dengan kata-kata tersebut.

Setidaknya sejak empat bulan terakhir ini sih.

Namun yang paling berkesan adalah kali ini. Merasakan bagaimana rasanya ketika lapar dan tidak punya uang. 😂

Jujur lho. Sembilan tahun (hampir sepuluh tahun) di Jogja, baru kali ini merasakan hal itu. Tapi malah aku bersyukur.

Jualan Kardus

Nikmatnya Keringat Sendiri
[Bahkan, untuk membeli bensin untuk motorpun tak ada, sampai pinjam motor kantor. Hahaha] Doc. Anbusenja
Bisa dikatakan, inilah sampingan ku sekarang ini. Menyimpan kardus-kardus pembelian peralatan di kantor.

Ketika saya menyakinkan departemen terkait status kardus tersebut, langsung aku amankan dan aku simpan. Aku tumpuk sampai ada kardus lain kemudian aku lipat dan aku jual.

Tidak seberapa memang. Tapi itu cukup membeli telur beberapa butir sebagai lauk harianku selama ini.

Eit. Ini bukan dalam masa-masa ini saja lho. Emang sejak awal aku suka makan nasi dengan lauk telur. Sudah sedari kecil, sering dibuatin telur dadar sama simamake. Dan kebawa sampai sekarang. Hehehe.

Nah, hampir dua hari, aku sudah tidak memegang uang sama sekali untuk membeli makan. Bahkan untuk membeli satu butir telur sekalipun.

Karena kesibukan kantor juga, pun aku sempatkan untuk merapikan, aku tata kemudian aku jual. 

Nikmatnya Keringat Sendiri

Nikmatnya Keringat Sendiri
Nasi Telur Burjo -  Menu terfavorite dong [Doc. anbusenja.com]
Dan nikmatnya itu lho. Setelah seharian menahan lapar karena ada tugas kantor yang harus aku kerjakan dan aku selesaikan.

Dan menyempatkan waktu untuk menyiapkan sampai akhirnya aku jual kardus-kardus tersebut.

Sekitar Rp.20.000,-an yang aku dapat dari hasil menjual kardus tersebut. Pun tanpa buang waktu aku langsung meluncur ke Burjo-nan langganan.

Lantas segera aku pesan menu terfavorite. Nasi telur.

Ketika pesanan sudah terhidangkan, dan suapan pertama mulai aku makan. Hiks. Itu adalah pesanan makanan ternikmat yang pernah aku makan.

Dan mungkin, seperti inilah gambaran orang-orang yang secara finansial jauh serba kekurangan daripada kebaradaan kami sendiri.

Semoga, mereka yang secara finansial berada di bawahku, dibawah kita selalu diberi kesehatan dan ditambahkan rezekinya. Aamiin.

Lebay

Ah Lebay Lo [Doc. catatangampus.blogspot.com]
Jika kamu yang sedang membaca artikel ini dan menganggap saya lebay. 😊 Saya terima euy. Justru saya sangat berterimakasih.

Berarti anda salah satu orang yang membaca artikel ini dengan seksama. Sampai-sampai harus menyimpulkan seperti itu. hehehe

Dan sekali lagi, ini adalah cara saya untuk memotivasi diri saya sendiri.

Saya, ingin menyampaikan bahwa dengan mengeluh tanpa bertindak, itu adalah hal yang sia-sia. Tidak akan merubah apapun.

Kecuali jika sudah bertindak dan akhirnya tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Setidaknya sudah berusaha, daripada berdiam diri menunggu keajaiban.

Dan pertanyaan, kenapa saya harus bersusah-payah melakukan itu semua jika ada teman yang sebenarnya siap sedia untuk membantu. Hutang misalnya.

Apa jangan-jangan saya tidak mempunyai teman.

Ehm... saya akan mengembalikan pernyataan itu ke diri kalian sendiri. Tergantung kamu, bagaimana mendefinisikana arti dari kata teman.

Aku tidak melakukan itu, karena itu pilihanku untuk melakukan itu semua.

Ada teman yang respect, walaupun ada juga teman yang hanya berstatus ketika bersama dan ketika dibelakang seperti layaknya penjilat. 😂

Tapi aku tidak mau seperti itu. Menurutku, ini masih belum kepepet. Aku masih bisa berusaha kan.

Selain daripada itu, Aku tidak bisa menjamin apakah ada sisa uang yang bisa aku kembalikan kapada teman yang membantu, setelah aku penuhi segala kebutuhan kerumah-tanggaan sementara waktu ini.

Jika tidak ada jaminan, sudah seperti gali lubang tutup lubang kan. Hehehe.

Hari ini hutang, ketika gajian mengembalikan hutang tersebut. Dan beberapa hari kemudian meminjam lagi dan baru bisa aku kembalikan setelah gajian. 😂

Dan siklus ini, sudah berlangsung beberapa bulan terakhir ini.

Kesimpulannya

Nikmatnya Keringat Sendiri. Memiliki maksud bahwa menikmati sesuatu dari hasil kerja keras kita secara nyata, itu jauh lebih nikmat.

Makna mensyukuri bisa lebih terasa. Serta mensyukuri nikmat untuk tetap berusaha.

***

Semoga kalian sehat, dan selalu dilimpahkan rezeki yang mencukupi. Aamiin 😄😊

Baca Juga : Nikmatnya Mie Ijo Ungaran - Jogja

anbusenja Seorang karyawan yang menyukai kegiatan menulis dengan tulisan garing.

2 Komentar untuk "Nikmatnya Keringat Sendiri - Ketika Lapar Melanda dan uang untuk beli makanpun tak ada."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel